1. Pengembangan Prabudidaya Burung Maleo (Macrocephalon Maleo)

Sinopsis
Burung Maleo (Macrocephalon maleo) merupakan salah satu jenis burung endemik pulau Sulawesi yang berpotensi sebagai sumber protein hewani dengan pemanfaatan telur dan daging. Burung tersebut mempunyai potensi untuk dibudidayakan menjadi salah satu jenis satwa budidaya (ternak) yang dapat memberikan manfaat kepada manusia. Namun jenis burung tersebut masih dilindungi karena termasuk salah satu jenis burung endemik yang terancam punah. Konservasi Burung Maleo dapat dilakukan di habitat alami (in situ) melalui perlindungan jenis, pembinaan habitat untuk peningkatan populasi; dan di luar habitat (eks situ) seperti penangkaran untuk pengembangan. Kegiatan penangkaran tidak hanya untuk kegiatan konservasi dan peningkatan populasi, tetapi juga dapat digunakan untuk pendidikan, penelitian dan pengembangan wisata.
Hasil penangkaran dapat dilepas-liarkan ke habitat alam sesuai syarat dan peraturan yang berlaku, serta sebagian dapat dimanfaatkan untuk tujuan komersial setelah hasil keturunan ke dua. Pengembangan prabudiya merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan baik di hábitat alami (in situ) dan di luar hábitat alami (eks situ). Namun pengembangan budidaya burung Maleo tidak semudah jenis hewan atau burung yang lain, karena selain burung tersebut masih sifatnya liar juga keberadaan dialam bebas sangat terancam akibat deforesterasi dan perburuan liar baik oleh predator alam dan manusia.
Penulis meyakini bahwa pengembangaan dalam kajian pada prabudidaya tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu dasar untuk pengembangan kearah domestikasi. Proses domestikasi dari hewan liar menjadi hewan budidaya (ternak). Buku ini menunjukkan pertumbuhan (growth) kuantitatif pada Burung Maleo (Macrocephalon maleo) , yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu. Burung Maleo pada saat menetas anak burung tersebut langsung dapat terbang karena bulu yang tumbuh selama proses penetasan selain bulu halus pada bagian badan juga sudah tumbuh bulu kasar pada bagian sayap dan sudah sempurna sehingga pada saat bulu kering, anak burung maleo dapat segera terbang.
Secara umum, buku ini membahas beberapa parameter yang umum digunakan dalam pengamatan performa pertumbuhan pada ternak yaitu bobot badan, konsumsi pakan, dan konversi pakan.
Selain itu, dijelaskan bahwa laju pertumbuhan yang terjadi pada jenis burung dalam kelompok altricial 3 – 3,5 kali lebih cepat dibandingkan dengan burung kelompok precocial. Altricial adalah kelompok burung yang pada saat menetas anak tidak berbulu, belum dapat berdiri, tetap tinggal dalam sarang dan diberi makan dari induknya. Sedangkan precocial adalah kelompok burung yang sudah berbulu pada saat menetas dan segera mencari pakan untuk kebutuhan hidupnya. Dengan demikian, belajar Pengembangan Prabudidaya Burung Maleo (Macrocephalon Maleo) tidak hanya belajar tentang mengembangkan, membudidayakan, atau ternak Burung Maleo, melainkan juga tentang memastikan kelangsungan hidup spesies Burung Maleo (Macrocephalon Maleo).

Untuk Pemesanan Hubungi Nomor: +62822-5922-2424 (Whatsapp)

2. Prosiding Seminar Nasional Keteknikan “SemaTek 2023”

3. Pengembangan Sumber Daya Air

4. DIVERSIFIKASI PRODUK CRUDE PALM OIL